Guru MI Profesional dan Tantanganya
Imam Bachtiarudin
Seiring bergulirnya
waktu, sejarah pendidikan di Indonesia
tidak pernah usai terombang-ambing kontestasi idealitas yang memimpikan
Pendidikan yang bermutu. Guru professional, adalah satu contoh yang ajeg
ditemui
Mendengar kata tentang
guru, sudah barang tentu terlintas di pikiran kita tentang jasa-jasanya. entah
bagaimana bangsa ini tanpa kehadiaran guru ini? Guru adalah seorang arsitektur
yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Dan diharapkan kelak mereka
dapat menjadi manusia yang susila serta berguna bagi nusa, bangsa dan agamanya.
Sungguh tugas yang sangat mulia yang diemban oleh seorang guru.
Maka, dari opini di
ataslah perlu kiranya kita merenungkan apa yang dimaksud dengan guru sebagai
guru yang sebenar-benarnya. Karena, tugas guru tidak hanya sebagai suatu
profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas dalam bentuk pengabdian kemanusiaan
dan kemasyarakatan.
Dalam paradigma Jawa,
pendidik diidentikkan dengan guru, yang mempunyai makna “Digugu dan ditiru”
artinya mereka yang selalu dicontoh dan dipanuti.
Sedangkan dalam kamus
besar bahasa Indonesia adalah seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa
Inggris disebut Teacher. Itu semua memiliki arti yang sederhana yakni “A Person
Occupation is Teaching Other” artinya guru ialah seorang yang pekerjaannya
mengajar orang lain.
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara
global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan
informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk
sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah
membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan
kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta
didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, social,
emosional dan ketrampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan saja guru
harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus
mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai
professional.
Menurut para ahli, profesionalisme menekankan pada
penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi
penerapannya. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan
sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap,
pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki
ketrampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Untuk
menjadi guru yang memiliki atribut professional yang tinggi seorang guru
dituntut untuk memiliki ciri lima hal :