Selasa, 02 September 2014

Sahabatku Bertobatlah


Untuk Sahabatku

Dulu di salah satu Ospek sebuah Universitas Islam di JAWA BARAT terpampang spanduk dengan tulisan "Daerah Bebas Tuhan", bahkan terdengar teriakan "Anjinghu Akbar". Lalu dalam suatu Jurnal Fakultas Syariah di sebuah Universitas Islam di JAWA TENGAH tertulis judul cover "Indahnya Perkawinan Sejenis". Nah sekarang, dalam Ospek Fakultas Ushuluddin di kampusku sendiri terpampang spanduk bertuliskan "Tuhan Membusuk".
 Tema yang cukup kontroversi, radikal plus 'ngeri' yang bisa memunculkan penafsiran luar biasa bagi yang membacanya. Termasuk saya pribadi.

Mungkin saya tidak mengerti bahkan tidak paham dengan bahasa “filsafat” inih , Sebagai Mahasiswa yang juga dibesarkan di kampus hijau ini. Saya Ingin sedikit mengeluarkan uneg-uneg saya kawan. Mohon maaf kawan, tidak bermaksud sok alim terus menggurui anda.  Setidaknya sahabat-sahabat dalam hal retorika memang mempunyai kelebihan, namun ada kalanya jangan kebablasan. Entah apa yang anda maksud dengan tulisan “TUHAN MEMBUSUK”  . Setidaknya karena tulisan ini tidak sedikit komentar negatif bernada sumbang mendiskreditkan kampus kita. Saya tidak tahu apa yang anda tuliskan dilandasi oleh tujuan dan target tertentu. Saya hargai itu buah pikiran anda kawan. berdalih bukan mengkritik eksistensi Tuhan, melainkan nilai-nilai ketuhanan yang sudah mulai mengalami “pembusukan” dalam diri masyarakat beragama, tetapi kalimat yang menyatakan bahwa peran Tuhan kerap berada dalam simbol ketidakberdayaan, sungguh sebuah penistaan terhadap agama kawan. Bahasa memang arbitrer sehingga dapat digunakan bebas untuk menunjukkan/menyebut benda, kegiatan, atau sifat apapun. Namun akan lebih baik jika bahasa digunakan dengan layak, baik, sekaligus benar. Sehingga si pembaca dapat menerima maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Bisa jadi akan berbahaya jika si pembaca/pendengar memperoleh pemahaman yang berbeda dari maksud yang ingin disampaikan oleh pembicara/penulis. Maka hindari produksi kalimat yang bermakna ganda (ambigu), terlebih terlalu sewenang-wenang dalam menggunakan bahasa.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes